Kamis, 02 Desember 2010

Emping Melinjo Limpung



Emping mlinjo adalah sejenis komoditi makanan yang berasal dari biji mlinjo (Gnetum gnemon) setelah mengalami proses lebih lanjut. Komoditi ini merupakan hasil dari kegiatan industri kecil yang cukup andal, yang dikerjakan oleh masyarakat secara turun temurun sehingga banyak dikenal oleh masyarakat di luar Kabupaten Batang. Emping mlinjo sebagai makanan sampingan sangat cocok untuk dihidangkan dimana saja dan pada kegiatan apa saja. Apabila mendekati hari raya Idul Fitri para perajin kewalahan untuk melayani para pembeli. Emping limpung terkenal dengan emping mlinjonya, karena daerah sekitar Limpung banyak terdapat perkebunan mlinjo yang tersebar di beberapa kecamatan, seperti Tersono, Reban, Bandar, Blado dan Bawang. Limpung menjadi sentra produksi limpung terbesar di kawasan Batang, dan ini berdampak pada penghasilan penduduknya yang rata-rata berpenghasilan dari usaha produksi emping mlinjo.

Proses pembuatan emping mlinjo
Bahan baku berupa biji mlinjo didatangkan dari luar daerah seperti Jawa Barat, Lampung dan daerah-daerah lain. Pembuatan emping mlinjo dilakukan para perajin secara sederhana dengan peralatan yang sederhana pula. Peralatan yang digunakan adalah : - Tungku api/kompor - Wajan sebagai alat penggoreng - Landasan dari batu untuk penumbuk - Palu sebagai alat pemipih - Susuk untuk mengambil mlinjo - Plastik untuk landasan pemipihan - Alas penjemur/tampah dari anyaman bambu.Cara pembuatan emping mlinjo secara singkat sebagai berikut :Biji mlinjo digoreng sangrai, sedikit demi sedikit, setengah matang diambil. Kulit mlinjo dikupas dan bijinya dipipihkan dengan memukul satu per satu dalam keadaan masih panas di atas landasan yang dilapisi plastik. Pemukulan biji mlinjo dilakukan sampai tipis (antara 0,01 - 0,03 cm) berbentuk bulat dengan diameter antara 3 - 5 cm. Setelah menjadi emping mlinjo diangin-anginkan. Proses terakhir adalah menjemur dengan alas tampah/tikar. Waktu penjemuran 1 - 2 hari dan penjemuran langsung terkena sinar matahari.

Kualitas emping mlinjo
Kualitas emping mlinjo sangat ditentukan oleh biji mlinjo. Semakin tua biji mlinjo maka kualitas empingnya semakin baik. Produksi emping mlinjo di Kabupaten Batang dikenal tiga jenis kualitas yang ciri-cirinya sebagai berikut :Kualitas I (Super). Tipis ketebalannya sama, garis tengah berkisar 4 - 5 cm, warna putih bening, bentuknya bulat dan tidak nampak sambungan, baunya normal dan rasanya gurih.Kualitas II. Lebih tebal, garis tengahnya berkisar 3 - 4 cm, warna agak kekuning-kuningan, bentuk kurang seragam dan nampak sambungan biji.Kualitas III. Agak tebal, kurang rata, garis tengahnya berkisar 3 - 4 cm, ketebalan dan ukurannya kurang seragam, nampak sambungan biji dan warna kecoklat-coklatan.

Volume produksi dan pemasaran emping mlinjo
Produksi emping dalam tahun terakhir sebanyak 3.656 ton, dengan melibatkan perajin sebanyak 12.187 orang. Kebutuhan bahan baku dalam tahun yang sama sebesar 7.312 ton, sedangkan produksi bahan baku yaitu biji mlinjo (klatak) lokal hanya 4.154,85 ton atau hanya 61,75% dari seluruh kebutuhan bahan baku, sehingga kekurangannya didatangkan dari daerah lain. Jangkauan pemasaran emping mlinjo di dalam negeri sebagian besar di kota-kota besar Pulau Jawa. Sebagian kecil dipasarkan di luar Pulau Jawa. Sedangkan peluang untuk tujuan ekspor sangat dimungkinkan, karena dari segi kualitas dan harganya tidak kalah bersaing dengan produksi emping mlinjo daerah lainnya.

Sentra produksi emping mlinjo
Daerah sentra produksi emping mlinjo tersebar di 8 kecamatan dari 12 wilayah kecamatan di Kabupaten Batang. Untuk daerah sentra produksi utama terdapat di Kecamatan Limpung dengan 19 desa, Kecamatan Reban, 17 desa, Kecamatan Tersono, 10 desa dan Kecamatan Bawang, 10 desa.Subah. Sedangkan pusat pemasarannya di Kecamatan Limpung. Saat ini sudah banyak terdapat tempat pembelian dan penjualan di sekitar Limpung.